icon Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Apa Saja Dampak Buruk Bekerja Berlebihan?
Siker.id | 10 Nov 2021 13:30


Bagikan ke
Bekerja secara berlebihan ternyata bisa membawa dampak buruk terutama buat kesehatan mental pekerja. (siker)

siker.id - Siapa yang suka kerja keras bagai kuda? Bekerja tidak kenal waktu, bahkan bisa sampai 24 jam non-stop. Manusia atau robot. Robot saja punya batas kemampuan, butuh rehat, apalagi tubuh manusia. Perlu istirahat untuk mengembalikan energi dan pikiran biar tetap waras. Bekerja tujuh sampai delapan jam per hari adalah porsi yang ideal dan dianjurkan. Jam kerja seperti ini dapat menjaga produktivitas dalam bekerja. Anda tetap bisa menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan baik tanpa kelelahan, mengantuk, bosan atau jenuh, maupun kehilangan semangat. Namun faktanya, banyak orang yang kerja berlebihan. Hati-hati, kerja berlebihan dalam jangka panjang, dapat berakibat buruk. Berikut 5 efek buruk kerja berlebihan:

Baca juga: Stop ! Begini Bahaya Menunda Pekerjaan

1. Produktivitas Bakal Berkurang

Perlu diingat, kerja berlebih bukannya meningkatkan produktivitas, melainkan sebaliknya. Produktivitas kerja justru menurun di hari esok karena Anda sudah terlampau lelah pada hari ini. Hal yang sama akan terus berlanjut pada hari-hari esok. Cobalah untuk beristirahat apabila jam kerja sudah berakhir. Jangan terlalu memaksakan diri.

2. Hidup Jauh Dari Kata Bahagia

Jelas saja karena waktu habis untuk bekerja. Akibat bekerja berlebih, Anda tidak punya waktu untuk berkumpul bersama orang-orang tercinta. Sangat disayangkan, bukan? Padahal yang baik itu justru kalau karir dan kehidupan pribadi berjalan seimbang. Kalau nyatanya berat sebelah, sudah saatnya Anda mengurangi jam kerja dan fokus untuk membahagiakan diri sendiri.

3. Berbahaya Bagi Kesehatan Mental

Rasa tidak bahagia yang Anda rasakan akan berdampak bagi kesehatan mental. Anda akan sering merasa stres, tertekan, dan rasanya ingin berteriak sekuat-kuatnya. Berharap hal ini dapat membebaskan Anda dari belenggu tugas yang menumpuk. Tidak hanya itu, Anda juga akan menghalalkan segala macam cara untuk menenangkan diri. Cara-caranya lebih banyak kearah negatif.

Baca juga: Tertekan saat Bekerja? Atasi dengan Cara Ini !

4. Ditinggalkan Keluarga dan Sahabat

"Teman" orang-orang yang kerja berlebihan adalah pekerjaan. Tiada hari tanpa bekerja, meskipun di hari libur atau sedang cuti. Anda mengabaikan keluarga dan sahabat-sahabat, karena tidak punya waktu buat mereka. Mereka akan meninggalkan Anda dan tidak mempedulikan Anda lagi. Begitu Anda sadar, keluarga dan sahabat menjauh, penyesalan pun tiada arti. Sukses dan banyak uang dari kerja berlebihan tidak akan dapat membeli kembali perhatian orang-orang yang kamu cintai.

5. Bikin Pengeluaran Membengkak

Kerja berlebihan bukan hanya mengorbankan waktu Bahagia Anda, tetapi juga uang. Sebab untuk bisa tetap on fire selama bekerja, Anda butuh pendukungnya. Jadi, percuma gaji besar, tetapi pengeluaran juga besar. Apalagi yang kerja berlebihan, tetapi "argonya" pas-pasan. Uang lembur saja tidak ada. Keuangan Anda justru tekor atau minus karena besar pasak daripada tiang.

6. Ancaman Penyakit Berat Sampai Kematian

Anda pasti pernah dengar ada pekerja yang mati akibat kerja berlebihan? Kerja berlebihan sangat rentan sakit, termasuk ancaman penyakit kritis, seperti stroke, penyakit jantung, hingga kematian. Hal ini diperkuat dengan Laporan Badan Kesehatan Dunia dan Badan Perburuhan Internasional PBB. Dalam studi yang berjudul Environment International, menyebutkan bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan serius. Ternyata bekerja 55 jam atau lebih per minggu dapat berisiko menderita stroke dan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dibanding yang bekerja 35 sampai 40 jam per minggu.

Sekian artikel tentang dampak buruk bekerja berlebihan. Jika menyukai artikel ini bisa Anda bagikan pada banyak orang. Jika ada kritik dan saran bisa tulis pada kolom komentar. Terima kasih.

Baca juga: 4 Faktor Utama Penyebab Malas Bekerja, Selengkapnya


Editor: Theo Adi -

     

TAG :

Komentar