icon Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Suka Duka Bekerja di Freeport
Siker.id | 10 Feb 2022 20:00


Bagikan ke
Suka duka bekerja di freeport. (siker)

siker.id - Salah satu perusahaan besar multinasional yang menjadi idaman para ahli tambang adalah PT. Freeport yang operasionalnya berpusat di Tanah Papua. Sebagai perusahaan penghasil emas terbesar maka tak salah jika ada jaminan kesejahteraan karyawan di perusahaan tersebut.

Meskipun begitu masih ada beberapa tuntutan karyawan yang tidak puas dengan manajemen Freeport. Beberapa karyawan menyuarakan gaji, fasilitas kesejahteraan dan keamanan kerja. Pada tahun 2011, demo pekerja Freeport terjadi yang dimotori oleh Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan (FSP-KEP). Mereka menolak kerja selama tiga bulan jika tuntutannya belum dikabulkan.

Meskipun Freeport adalah perusahaan berskala internasional dan ada kesejahteraan hidup terjamin, banyak suka duka karyawan Freeport yang dialami, antara lain sebagai berikut:

Baca juga: Berikut 3 Alasan Pentingnya Bekerja dengan Tulus

Gaji Tinggi

Gaji yang diberikan pihak Freeport kepada karyawannya tidak tanggung-tanggung antara Rp 4,5 juta hingga Rp 20 juta per bulannya. Jumlah gaji ini juga mengalami kenaikan setiap tahun serta adanya remunerasi atau gaji ke 13 yang tinggi. Gaji ini dibedakan berdasarkan lama bekerja dan tingkat pendidikan.

Adanya Tunjangan, Bonus dan Dana Pensiun

Sebagai karyawan Freeport akan mendapatkan berbagai tunjangan untuk kesejahteraan seperti jaminan hari tua, kesehatan, dan tunjangan produksi. Bonus juga diterapkan di perusahaan ini akan diberikan jika karyawan tersebut rajin bekerja. Bonus terdiri dari bonus harian, bonus produksi yang tergantung dari produktivitas kerja tim. Selain itu Freeport juga memberikan dana pensiun bagi karyawan yang sudah berakhir masa kerjanya karena usia.

Lokasi Kerja yang Ekstrem

Meskipun gaji besar dan diberikan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan, para karyawan diharuskan bekerja pada tambang emas dengan kondisi geografis yang ekstrem seperti di dataran tinggi Grasberg. Lokasi ini sangat berisiko pada keselamatan kerja dan suhu lokasi berbeda dengan suhu daerah lain di Indonesia.

Para karyawan harus bekerja pada lokasi dengan suhu rata-rata 100 Celcius bahkan jika musim dingin oksigen akan menipis, suhu bisa mencapai 0. Kejadian runtuhnya terowongan Big Gossan beberapa waktu lalu memakan korban yang tidak sedikit, bahkan pada karyawan yang justru sedang latihan siaga bencana.

Baca juga: 3 Keuntungan Bekerja Seorang Diri

Lokasi Kerja Terisolir

Sebagian besar karyawan Freeport bukanlah penduduk asli Papua, mereka adalah pendatang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri. Mereka harus rela berjauhan dengan keluarga, jauh dari keramaian kota, bahkan jika ingin ke ibu kota harus menempuh perjalanan berjalam-jam dengan medan ekstrem. Karena lokasi yang terisolir membawa dampak gaji tidak mencukupi kebutuhan hidup yang juga sangat mahal.

Fasilitas Karyawan Beda dengan Freeport di Negara Lain

Fasilitas karyawan Freeport Indonesia sangat berbeda dengan Freeport di Negara lain. Misalnya kamar karyawan tidak cukup memadai, satu kamar kecil dipakai untuk enam orang. Soal kenaikan gaji sistem perhitungannya lebih rendah dibandingkan negara lain. Jika di negara lain upah antara USD 20-230 per jam sedangkan di Indonesia lebih rendah dari USD 20.

Sekian artikel tentang suka duka bekerja di Freeport. Bila menyukai artikel ini bisa dibagikan pada banyak orang. Jika ada kritik dan saran bisa tulis pada kolom komentar. Terima kasih.

Baca juga: Tips Terhindar dari Lembur saat Bekerja


Reporter: Azzachra Rara
Editor: -

     

Komentar