Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Berikut 5 Dampak Buruk dari Workaholic
Siker.id | 26 Jan 2022 20:00


Bagikan ke
Dampak buruk dari workaholic. (siker)

siker.id - Bekerja keras untuk suatu hal adalah sesuatu yang baik. Hal itu menunjukkan keseriusan dan dedikasi seseorang akan pekerjaannya. Tetapi perilaku tersebut juga bisa menjadi tidak baik jika dilakukan secara berlebihan. Bekerja secara terus menerus hingga mengabaikan hak tubuh untuk istirahat justru menunjukkan suatu gejala yang dikenal dengan istilah Workaholic. Workaholic bisa dikatakan sindrom bagi seseorang yang kecanduan kerja. Ambisiusnya dalam bekerja sudah melebihi batas wajar di mana mereka akan merasa bersalah dan gelisah jika tidak bekerja. Berikut dampak buruk dari workaholic!

Baca juga: Tips Gen Z Agar Suka Bekerja

Kesehatan fisik terganggu

Kata workaholic mungkin sudah sering kamu dengar. Istilah itu ditujukan untuk mereka yang mementingkan pekerjaan lebih dari apa pun, termasuk kepentingan dan kesehatan. Bagi mereka, pekerjaan adalah candu yang tidak dapat ditinggalkan walau cuma sebentar. Padahal, menjadi seorang workaholic itu memiliki risiko tersendiri, lho. Ibarat mesin, tubuh juga perlu waktu untuk beristirahat. Ketika memilih bekerja di kondisi tubuh lelah, tentu yang rugi dirimu sendiri. Cepat atau lambat, kesehatan fisikmu juga pasti akan terganggu.

Rentan mengalami stres

Sekilas, mungkin workaholic terlihat sama dengan pekerja keras. Namun, jika melihat lebih dalam, kamu akan tahu bahwa keduanya berbeda. Mereka yang pekerja keras masih mengenal batasan kapan harus bekerja dan beristirahat. Sedangkan bagi workaholic, mereka akan bekerja sampai di luar batas kewajaran. Jika perilaku gila kerja ini dilakukan secara terus menerus, tentu yang rugi adalah dirimu sendiri. Percayalah, semua yang berlebihan itu tidak baik, segala sesuatu ada porsinya masing-masing. Memforsir diri bekerja justru membuatmu rentan mengalami stres.

Pekerjaan tidak selesai dengan maksimal

Memang mencintai pekerjaan adalah hal yang baik. Itu artinya kamu adalah sosok yang berkomitmen dalam dunia kerja. Namun, kamu juga harus mampu mengatur diri kapan waktu bekerja dan kapan waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat. Ketika terlalu mencintai pekerjaan hingga melupakan waktu istirahat, tentu dapat membawa dampak buruk bagi dirimu. Saat pikiran dan tubuh sedang kelelahan, kamu pun tidak dapat berkonsentrasi saat bekerja. Alih-alih terselesaikan dengan baik, yang ada hasil pekerjaanmu justru tidak maksimal.

Baca juga: 3 Tips Anti Stres Saat Bekerja Di Masa Covid-19

Gangguan kesehatan mental

Selain masalah kesehatan fisik, masalah kesehatan mental juga menjadi ancaman bagi workaholic. Beberapa masalah yang lumrah dijumpai adalah depresi, kesehatan psiko-somatik, kelelahan emosional, perasaan sinisme, hingga bisa menyebabkan masalah kesehatan OCD (Obsessive Compulsive Disorder). OCD merupakan gangguan psikologis yang mempengaruhi pikiran dan perilaku penderitanya. Pengidap penyakit ini akan merasa takut dan khawatir tanpa alasan jelas dan terobesesi akan sesuatu secara berlebihan.

Tidak memiliki kepekaan sosial

Salah satu ciri seorang workaholic adalah melupakan masalah-masalah lain di luar pekerjaan termasuk untuk berinteraksi sosial. Meskipun bekerja di kantor, mereka akan fokus pada pekerjaannya saja dan membuatnya seolah anti-sosial (meskipun keduanya berbeda). Tidak hanya di kantor, karena begitu candu pada pekerjaan mereka juga kerap bekerja lembur sehingga interaksi sosial dengan pergaulan sekitar rumah juga menjadi sangat jarang. Pada akhirnya seorang workaholic akan mengalami gangguan pada kepekaan sosial.

Sekian artikel tentang dampak buruk workaholic. Bila menyukai artikel ini bisa Anda bagikan. Jika ada kritik dan saran bisa tulis pada kolom komentar. Terima kasih.

Baca juga: 5 Alasan Bekerja Bisa Menaikkan Berat Badan


Editor: Theo Adi -

     

Komentar