Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Kenali 6 Pertanyaan Jebakan Saat Interview Kerja.
Siker.id | 18 Mar 2024 10:09


Bagikan ke
ilustrasi interview(siker.id/dok.freepik)

siKer.id- Wawancara kerja seringkali menjadi tahapan kritis dalam proses penerimaan kerja di mana calon karyawan diuji untuk melihat sejauh mana mereka cocok dengan perusahaan dan posisi yang ditawarkan. Selain pertanyaan-pertanyaan umum tentang kualifikasi dan pengalaman, pewawancara juga sering kali menggunakan pertanyaan jebakan untuk menguji ketangguhan, kecerdasan, dan respons calon karyawan dalam situasi tertentu. Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan jebakan yang sering muncul dalam wawancara kerja beserta cara mengatasi dan meresponsnya dengan baik

Baca juga : Menghadapi Tantangan dan Tuntutan dalam Dunia Kerja

1. "Ceritakan tentang Diri Anda"

Pertanyaan ini paling sering diajukan saat memulai wawancara. Di poin ini, biasanya pewawancara hanya ingin mengetahui gambaran dirimu secara umum. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawabnya. Kamu nggak perlu repot bercerita panjang lebar karena hal ini membuat pewawancara jenuh mendengarkanmu.

2. “Apa kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki?”

Pewawancara mengajukan pertanyaan ini untuk menilai seberapa jauh kamu bisa menilai diri sendiri. Pastikan kamu nggak terlihat berpikir keras saat menjawabnya. Jangan pernah ragu untuk menunjukkan kelebihanmu, misalnya; disiplin, pekerja keras, mudah bergaul, dan lain-lain.

Namun, kamu juga perlu berhati-hati untuk menjawab bagian kekuranganmu. Sebisa mungkin hindari jawaban seperti pemarah, moody, susah mengendalikan emosi. Sisi negatifmu ini justru membuat pewawancara berpikir ulang untuk merekrutmu. Cobalah untuk menggali beberapa kekuranganmu dengan gaya cerita yang berbeda. Misalnya, kamu terlalu perfeksionis sehingga pekerjaan terkadang diselesaikan agak lama. Jadi, pewawancara akan melihat sebuah sisi positif dari kekuranganmu tersebut.

3. “Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?”

Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui seberapa besar minatmu untuk bekerja di perusahaan tersebut. Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, pelajarilah terlebih dahulu seluk-beluk perusahaan yang kamu lamar sebelum wawancara. Kamu bisa mempersiapkan jawaban umum tentang perusahaan, misalnya; bidang usaha perusahaan dan produk atau jasa yang dijual. Dua hal tadi sudah cukup mewakili keseriusanmu untuk bekerja di perusahaan yang kamu tuju.

Baca juga : Tips Membangun Perusahaan yang Berkualitas

4. “Mengapa Anda memilih untuk resign dari pekerjaan sebelumnya?”

Pertanyaan ini biasanya diajukan jika kamu memiliki pengalaman bekerja sebelumnya. Saat pewawancara mengajukan pertanyaan ini, ingatlah untuk nggak memberikan kesan negatif pada keputusanmu untuk resign. Hindari jawaban yang memojokkan perusahaanmu sebelumnya maupun hal-hal yang sifatnya konflik pribadi maupun privasi. Misalnya, gaji nggak sesuai harapan, sistem kerja di perusahaan yang nggak bagus, hubungan dengan rekan kerja yang kurang baik, dan lain-lain.

5. “Prestasi apa yang sudah pernah kamu buat untuk pekerjaan sebelumnya?”

Kamu tak perlu memiliki prestasi muluk-muluk untuk menjawab pertanyaan ini. Pewawancara hanya ingin mengetahui seberapa jauh kamu belajar di perusahaan sebelumnya dan dampak yang bisa kamu berikan untuk perusahaan. Misalnya, di perusahaan yang lama kamu berhasil membuat ide marketing untuk membantu pencapaian target pemasaran, tunjukkan juga jika memang kamu selalu menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan baik dan tepat pada waktunya. Hal ini berguna untuk penilaian pewawancara terhadap inovasi-inovasi yang akan kamu berikan bagi perusahaan.

6. “Berapa gaji yang Anda inginkan?”

Ini adalah salah satu pertanyaan paling menjebak yang diberikan kepadamu. Kamu harus tahu gaji yang layak untukmu dan keahlianmu. Biasanya, gaji yang diberikan akan berpedoman dari dua hal. Pertama, UMR di kota tersebut. Kedua, pengalaman kerjamu di perusahaan sebelumnya.

Jika kamu fresh graduate, buatlah kisaran gaji di atas UMR tersebut. Jangan sampai gaji yang kamu inginkan terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi dibandingkan UMR. Lain halnya jika kamu sudah memiliki pengalaman kerja beberapa tahun di tempat lain. Tentukan target gaji yang kamu inginkan dan sesuaikan dengan posisi yang kamu lamar. Intinya, pada pertanyaan ini pewawancara mengujimu untuk dapat menghargai diri sendiri dengan layak.

Baca juga : Berikut Cara Menerapkan Work Life Balance Meraih Kebahagiaan

 


Editor: Safira -

     

Komentar