Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Apa Itu MSDT? Baca Ini
Siker.id | 16 Nov 2021 18:25


Bagikan ke

siker.id - MSDT singkatan dari Management Style Diagnostic Test adalah alat tes yang bertujuan memahami tipe kepemimpinan seseorang. MSDT dikembangkan oleh W. J. Reddin (1970) berdasarkan teori efektivitas kepemimpinan 3 Dimensi (3D). Teori 3 D ini disebut juga sebagai Theory of Managerial Effective atau dimensi gaya manajemen yang efektif.

MSDT dapat diberikan pada saat seleksi/rekrutmen, promosi jabatan, ataupun asesmen pada level manajerial (supervisor dan manager). Terdapat 8 gaya kepemimpinan dalam MSDT. Hasil dari MSDT ini nantinya dapat mengetahui tipe kecenderungan gaya kepemimpinan testee/subjek.

Baca juga: Terlalu Sibuk Bekerja Bahaya Bagi Kesehatan, Ini Faktanya !

Berikut ulasan mengenai tipe gaya kepemimpinan MSDT

1. Deserter (Gaya kepemimpinan kurang efektif)

Model gaya kepemimpinan MSDT yang satu ini adalah tipe gaya dalam manajemen yang suka mengabaikan sebuah permasalahan, tak mau bertanggung jawab atau yang dapat di istilahkan dengan laisser-faire, dan mencucui tangan (tak mau di salahkan). Tipe dalam gaya kepemimpinan seperti ini lebih cenderung untuk mengabaikan keterlibatan ataupun intervensi yang dapat menjadikan sebuah situasi yang di anggapnya rumit.

Kegiatan dilakukan oleh manajer, yang menggunakan pendekatan ini cenderung menjadi defensif. Seseorang yang mencapai nilai tertinggi mungkin akan merugikan untuk tugas – tugas manajerial atau mungkin telah mulai kehilangan minat dalam tugas – tugas tersebut. Ini tidak berarti mereka adalah manajer yang buruk hanya coba mempertahankan status quo.

2. Missionary (Gaya kepemimpinan kurang efektif)

Pendekatan tipe gaya ini adalah menggunakan unsur afektif yang cenderung kental. Missionary berupaya mendorong sebuah situasi positif dalam sistem manajemen dengan memberikan kandungan yang sensitive, kepedulian pada sesame, dan hal hal lain yang seringkali dianggap penting untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja lewat sentuhan emosi atau perasaan.

Gaya ini merupakan pendekatan yang afektif. Gaya ini menekankan pada suasana positif dan keserasian di tempat kerja. Pencetak skor paling tinggi sensitif dan peduli terhadap kebutuhan pribadi bawahannya. Mereka mencoba memberikan yang terbaik yang dapat mereka lakukan. Dukungan tingkah laku merupakan komponen positif dari gaya ini. Yang memiliki gaya ini mungkin akan menghindari atau mendamaikan jika terjadi konflik, mereka merasa tidak nyaman dalam memaksakan sesuatu dan menemukan kesulitan dalam menolak permintaan, atau membuat penilaian yang jujur.

3. Autocratic (Gaya Kepemimpinan kurang Efektif)

Model gaya kepemimpinan ini memiliki pendekatan yang memiliki pengarahan kurang efektif. Gaya seperti ini cenderung lebih perhatian kepada mereka yang memiliki produktivitas dan hasil. Skor yang tinggi seringkali dianggap sebagai manajer yang formil, dimana mereka memberikan tugas pada bawahan hanya berdasarkan instruksi dan juga mengawasi secara ketat untuk prosesnya

Mereka membuat keputusan secara sepihak dan merasa tidak perlu untuk menjelaskan atau membenarkan keputusan tersebut. Mereka meminimalisasi interaksi dengan orang lain, atau membatasi komunikasi hanya untuk komunikasi yang penting dari tugas yang dikerjakannya. Mereka mempercayai pada tanggung jawab individu dan mempertimbangkan pertemuan kelompok adalah membuang waktu. Mereka cenderung formal, lugas dan kritis. Oleh karena itu, meraka biasanya dianggap sebagai seseorang yang dingin dan sewenang – wenang.

4. Compromiser (Gaya kepemimpinan lebih efektif)

Gaya ini memiliki ciri mengandalkan tugas dan juga relasi yang seimbang, namun gaya ini seringkali dianggap kurang memiliki keefektifan, karena sulit untuk mengintegrasikan suatu tuntutan pekerjaan dan hubungan keseharian. Gaya ini pun akan semakin membingungkan antara pengaturan tugas dan juga kebutuhan dalam berinteraksi.

Dalam menghadapi sebuah tekanan, maka mereka (manajer) akan cenderung untuk kompromi sehingga beragam tujuan seringkali menyimpang atau tidak sesuai dengan waktu maupun target yang telah di tetapkan. Sensitifitas pada hubungan lebih sering mengubah alasan terhadap tujuan awal.

Baca juga: Buat Lulusan Filsafat, Berikut Prospek Kerjanya!

5. Bureaucratic (Gaya kepemimpinan yang lebih efektif)

Tipe gaya manajemen ini adalah tipe procedural, dan berdasar pada aturan atau tata laksana dengan tulus untuk menerima hirarki kewenangan. Gaya ini merupakan simbol dari hubungan manajemen yang formal dalam bersikap. Skor tinggi memiliki arti sistematik. Fungsi dan juga peran para pemimpin tipe birokrat akan sangat optimal dalam situasi ang terstruktur dengan sebuah pola procedural yang jelas, walaupun prosedur tersebut memiliki tingkat kerumitan tinggi.

6. Developer (Gaya Kepemimpinan yang lebih efektif)

Gaya ini merupakan pasangan tujuan dari gaya misionaris. Tujuannya dalam arti bahwa kepedulian terhadap seseorang dilakukan dengan profesional. Gaya ini mengijinkan bawahan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan diberi kesempatan untuk mengekspresikan pandangan mereka dan untuk mengembangkan potensi mereka. Kontribusi mereka yang memiliki gaya ini diakui dan diberi perhatian lebih terhadap pengembangan mereka. Mereka yang memiliki skor tertinggi cenderung optimis tentang keinginan orang - orang yang ingin berkerja dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan mereka pada bawahan adalah kolegial. Mereka ingin berbagi pengetahuan dan keahlian dengan bawahana mereka dan bangga dalam menemukan dan mempromosikan bakat.Kontribusi dari bawahan yang diberikan padanya pun sangat diperhatikan. Skor tinggi memiliki keyakinan yang optimis tentang para individu untuk bekerja dan menghasilkan. Sifat pendekatannya berupa kolegial, yang mana bawahan sebagai patner bukan cuma sebagai pembantu dalam mengerjakan segala sesuatu. Tipe gaya ini merupakan orang-orang manajer yang senang untuk berbagi pengetahuan dan juga keahlian dan potensi bawahan pun akan dioptimalkannya.

7. Benevolent Autocratic (Gaya kepemimpinan lebih efektif)

Gaya ini adalah pasangan yang komunikatif dari gaya autocratic. Sesoeorang yang memiliki skor tinggi dari gaya ini biasanya dilihat sebagai master tugas yang mendedikasikan diri mereka untuk tercapainya target produksi. Mereka menikmati dalam hal menangani masalah operasinal dan mungkin kurang memiliki kesabaran dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan orang lain (public relation). Mereka tetap berhubungan dengan bawahan mereka, memberi intruksi/memerintahkan bawahan mereka, dan membantu bawahan dalam mengatasi masalah operasional. Mereka menyusun pekerjaan sehari hari, menetapkan tujuan untuk memberikan perintah atau mendelegasikannya dengan perusahaan akuntan. Mereka tidak akan ragu untuk disiplin atau memberikan teguran, tetapi melakukannya secara adil dan tanpa menimbulkan kemarahan dari bawahannya.Pola ini dilakukan dengan tidak meninggalkan bawahan dengan memberikan kesediaan bertanya, membantu ia apabila ada yang ia anggap kurang atau menyimpang. Mereka tidak ragu untuk memberikan perintah, dan tak ragu pula dalam memberikan hukuman namun tetap adil dalam bersikap. Gaya ini mungkin baik dalam sisi kerjasama namun mereka yang memiliki kecendrungan gaya ini menghindari hubungan yang bersifat personal.

8. Executive (Gaya kepemimpinan lebih efektif)

Gaya ini dianggap efektif dikarenakan dapat mengolah dengan baik dalam bertugas dan juga berhubungan. Model ini memiliki sisi efektif daripada gaya kompromis. Polanya pun dilakukan dengan mengintegrasikan antara tugas dan juga hubungan dengan baik, memanfaatkan kedua aspek dengan sinergi yang sangat optimal dalam mengelola manajemen.

Pendekatan ini merupakan pendekatan dan gaya kepemimpinan paling baik di antara gaya kepemimpinan lain. Karena sifat dari gaya kepemimpinan executive adalah melibatkan semua unsur keunggulan daripada semua pendekatan gaya yang ada. Ia pun seringkali dianggap sebagai motivator dalam manajemen. Anda juga dapat memahami tipe gaya kepemimpinan dalam psikologi dahulu, agar lebih menambah wawasan keilmuan.

Begitulah sekilas informasi mengenai Alat Test MSDT. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Apa Saja Dampak Buruk Bekerja Berlebihan?

 

 


Editor: Bagus -

     

Komentar